masukkan script iklan disini
![]() |
Nelayan di Kepulauan Selayar Teriak: Harga Solar Meroket, Subsidi Tak Kunjung Datang |
SUARARAKYAT — Nelayan di Kepulauan Selayar kembali menjerit. Harga solar melambung hingga Rp11.000–Rp13.000 per liter, jauh di atas harga subsidi yang seharusnya mereka nikmati. Subsidi yang dijanjikan pemerintah seolah lenyap di lautan, meninggalkan nelayan kecil terpuruk dalam biaya operasional yang kian menyesakkan.
Ibrahim, pengamat yang rutin memantau kondisi nelayan sejak 2015, menegaskan realitas pahit ini.
"Hampir satu dekade, subsidi solar hanya jadi angan-angan. Nelayan di sini selalu terpaksa membeli dengan harga mahal. Seakan-akan mereka bukan bagian dari rakyat yang berhak atas subsidi itu," ujar Ibrahim, yang akrab disapa Baik.
Kenaikan harga ini menghantam keras para nelayan kecil. Solar adalah nyawa bagi perahu mereka. Tanpa harga yang terjangkau, melaut menjadi perjuangan yang lebih mahal daripada hasil tangkapan.
Seorang nelayan setempat mengungkapkan keputusasaannya.
"Kami ini seperti dibiarkan mati pelan-pelan. Jangankan untung, untuk menutupi biaya melaut saja sudah megap-megap. Subsidi itu ada di mana? Jangan cuma janji," keluhnya dengan nada getir.
Hingga kini, pemerintah dan pihak terkait masih bungkam. Tidak ada solusi nyata di lapangan. Nelayan menuntut pengawasan ketat dan distribusi solar subsidi yang adil. Mereka tak butuh janji lagi — mereka butuh solar murah agar bisa bertahan hidup.
Nelayan Selayar tidak meminta belas kasihan. Mereka hanya ingin hak mereka dikembalikan.