masukkan script iklan disini
LUMAJANG, SUARARAKYAT – Proyek rehabilitasi tembok penahan beton/jalan di utara Pasar Ranuyoso menuai dugaan kuat dikerjakan secara asal-asalan. Pekerjaan yang dilakukan setelah bangunan sebelumnya ambruk ini tidak mencantumkan sumber anggaran yang jelas, sehingga menimbulkan kecurigaan adanya proyek bodong.
Menurut keterangan koordinator lapangan, proyek ini berasal dari anggaran provinsi dan dikerjakan langsung oleh Bina Marga Provinsi. Namun, informasi yang simpang siur menimbulkan kesan adanya upaya menutupi fakta terkait proyek ini.
Saat awak media meninjau lokasi pada Rabu (5/3/2025), ditemukan sejumlah kejanggalan. Proses pengerjaan proyek terlihat kurang rapi, dan tidak ada kejelasan mengenai besaran anggaran yang digunakan. Bahkan, papan informasi proyek yang seharusnya terpasang sebagai bentuk transparansi tidak ditemukan di lokasi.
Sementara itu, klarifikasi dari pihak yang terkait menyebutkan bahwa pembangunan kembali tembok penahan ini dilakukan karena bangunan sebelumnya mengalami longsor akibat kondisi alam. Namun, hingga kini tidak ada informasi resmi mengenai anggaran yang digunakan.
Ketika awak media mencoba mengonfirmasi langsung ke pihak pelaksana, tidak ada seorang pun yang bisa memberikan keterangan jelas. Koordinator lapangan pun mengaku tidak mengetahui detail anggaran proyek ini. Ia hanya menyebutkan bahwa progres pekerjaan sudah mencapai sekitar 30%.
Selain itu, awak media juga menemukan bahwa para pekerja di proyek ini tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana diwajibkan dalam standar keselamatan kerja. Menurut informasi yang diperoleh, para pekerja berasal dari buruh harian yang tidak terbiasa menggunakan APD K3, meskipun seharusnya APD telah dipersiapkan sebelum pengerjaan dimulai.
Di tempat terpisah, seorang ahli konstruksi menyoroti pentingnya standar keselamatan dan prosedur yang harus dipenuhi dalam proyek infrastruktur, terutama yang menggunakan dana negara. Setiap pekerja seharusnya terdaftar dalam BPJS Ketenagakerjaan dan wajib menggunakan APD demi keselamatan kerja.
"APD digunakan untuk melindungi pekerja dari potensi bahaya di lokasi kerja. Penggunaan APD wajib sesuai dengan risiko yang ada. Jenisnya pun beragam, tergantung pada kondisi pekerjaan yang dilakukan," jelasnya.
Ahli konstruksi itu juga menekankan bahwa setiap proyek harus diawali dengan perencanaan yang matang, termasuk mempelajari detail gambar kerja agar hasilnya maksimal. "Kalau kita lihat sekarang, tembok penahan jalan ini sepertinya dikerjakan asal-asalan. Saya yakin, jika tetap seperti ini, ketebalannya tidak akan sesuai standar dan berisiko ambruk lagi," tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak terkait yang memberikan keterangan resmi mengenai proyek ini, termasuk asal usul dan besaran anggaran yang digunakan. Transparansi dalam proyek pembangunan sangat penting agar masyarakat mendapatkan kepastian bahwa dana yang digunakan benar-benar sesuai peruntukannya. (Syam)